Sebuah Rasa yang Tertinggal
Malam ang
biasa bertaburan bintang kini tak lagi seperti dulu . bintang seakan enggan
untuk menampakkan sinarnya lagi memberi harapan pada hati yang suram. Aku
termenung dalam keheningan malam, di bawah jendela kamar sambil menatap kosong
keluar. ku tersadar bahwa malam ini hatiku tak merasakan hal seperti malam –
malam sebelumnya. Aku berharap malam ini dirinya datang padaku. Menghapus rasa
rindu dihati walau hanya dalam sebuah senyuman. Lamunanku terhenti saat ku
dengar sapaan halus datang mengetuk
pintu dan menyapaku.
“kak,
kok belum tidur sudah malam, kan kamu besok kuliah kan?”.
“ia umi”
(kemudian aku bangkit dari jendela kamarku menuju tempat tidur)
Keesokan
harinya aku mendengar suara jam beker yang membangunkanku . Aku bangun untuk
mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat. Dalam do’aku moga pagi ini ada
perubahan dengan hatiku. Kemudian aku mandi dan bersiap kuliah. Tiba ditempat
kuliah kulihat teman-temanku sudah terlebih dulu tiba. Dengan sikap biasa aku
tersenyum menyapa mereka dan menyembunyikan perasaanku. Salah satu temanku,
menyapaku (sebut saja namannya ciqom).
“hai,
kamu kenapa kok gak seperti biasa adakah masalah yang ingin kau bagi denganku”
“aku gak
apa-apa kok” (sambil tersenyum aku mencoba menutupinya)
“ya
sudah, tapi kalo kamu butuh aku. Aku siap membantumu”
“
pasti aku akan cerita ke kamu. Tapi kali
ini aku pingin sendiri dulu”
Awal jam
kuliah di mulai. Kali ini mata kuliah manajemen keuangan . Aku unggul dlaam
bidang ini tapi kali ini beda raga ku disini tapi tidak fikiranku. Aku
mendengar setiap penjelasan yang keluar dari dosen . Sampai akhirnya terdengar ucapan
dosen menutup pertemuan pagi ini. Ga terasa ku habiskan waktu hanya untuk
memikirkan dia.
Sambil
menunggu jam kedua, aku masuk ruang lab computer karena dari ruangan yang ada
di tempat inilah yang paling sepi. Sambil utak utik apa yang ada di computer
lab, aku tergagetkan dengan suara dari belakang. Yap, itulah sahabatku ciqom
yang membuyarkan lamunanku gara2 kagetannya.
“dooorrrrrrrrrr”
“eh,
kamu qom”
“woi,
kok ngelamun ae galau ya,,, kok bales nyapanya ga cemungud3x gitu”
“he he
he sorry2, sahabatku sayang, lagi ngk moet aja”
“ hayo,
kenapa nich, crta donk crta” (ciqom yang sudah gak sabar pengen denger
masalahku)
“apa ya,
aku sendiri bingung apa masalahku”
“kok
bias”
“Ya,
bisa buktinya bisa”
“Intinya
apa initnya ayo donk”
Ciqom
yang semakin memaksaku untuk cerita semakin ngak kuat untuk ku memendam.
Apalagi kalo lihat wajah memelasnya yang aduhai bikin yang tadinya ngk mau
curhat jadi curhat deh. Diruangan itu
hanya aku dan ciqom banyak yang kita ceritakan dari urusan pribadi
masing-masing.
“Huwwffff,
oke deh gini, sakit ngk sih kalo kita di gantung?”
“Sakit
banget, emank kita jemuran apa?”
“ nah,
itu dia nasib ku lagi di gantung nih GJ (gak jelas) pake banget”
“kok
bisa?”
“ya
bisa, jadi 1 minggu yang lalu waktu aku ol aku diajak chat sama cewek, dia
bilang ingin bicara penting, tapi aku gak bisa nemuin dia waktu itu jadi aku
minta dia buat ngomong lewat chat aja”
“terus……..?????????”
(ekspresi penasaran qom semakin terlihat)
“ ya dia
cerita gitu katanya dia tunagannya, tapi ngk jadi bertunangan karena ayahnya si
cewek ngk merestui, padahal kalo menurutku mereka serasi lo secara pak ustad
dapet ustadzah, fisik penampilannya anggun banget sholeh beda banget sama aku
yang biasa”
“ semua
ngk terukur dari fisik kali mungkin aja dia milih kamu karena hati”
“tapi
bukannya wanita yang baik untuk lelaki yang baik pula, menurutmu aku dah baik
belum qom? Hehe ngetes?”
“hadheh
masih sempet ae bercanda,dasar”
“idih,
ngk becanda aku serius”
“iya iya
sahabatku sayang kamu baik kok terus-terus gmn?”
“dia
emang sempet cerita ke aku qom kalo dia pernah bertunangan sebelum menjalin
hubungan sama aku, tapi orang tua nya menolak karena beda derajat alias beda
status si cewek anak orang gedongan pengusaha mebel. Aku takut jadi pelarian
qom”
“ kalo
aku lihat sih cwok mu tu perhatian banget deh, enak lo pnya cwok kayak dia dah
sholeh selalu ada pula”
“nah itu
dia, sekarang dia menghilang tanpa jawaban, aku mesti gimana donk”
Obrolan kami semakin berlanjut, ciqom banyak
memberikan saran ini itu tapi tidak berpengaruh besar pada hatiku. Hatiku tetap
sama merasa gelisah ngk jelas.
Ketakutanku semakin membelenggu rasa ini. Ketakutan kalo diri ini hanya sebuah
pelarian. Sebut saja dia farid, Dia adalah cwok yang pling baik yang pernah ku
temui. Pertemuan sekali ketika even di salah satu acara keagamaan di kota ku
itu menumbuhkan rasa. Hingga akhirnya pertemanan berlanjut kehubungan yang
lebih serius. Karena rasa ini tidak untuk main-main kau ingin memastikan siapa
dia. Aku tidak ingin ada rasa yang tertinggal yang bisa menghancurkan ini semua.
Mendengar penjelasan dari mantan tunagannya tentangnya semakin membuatku sakit
dan gelisah. Apalagi dia tidak muncul beberapa hari ini. Entah ada masalah apa
aku tak mengerti semua terasa hilang tak ada yang bisa kuajak komunikasi.
Sepertinya dia juga memutuskan komunikasi karena Hp juga tidak aktif.
Hari semakin berlalu kabar darinya yang
kutunggu tak pernah ada. Kali ini aku mencoba membuka fb, kali aja ada
penjelasan tentangnya. Nihil sama saja tak ada dan tak muncul. Rasa ragu muncul
ketika ingin ku mencoba menyapa lewat chat mantan tunangannya. Ternyata dia
membalas. Bahasanya santun tidak seperti ku. Aku selalu merasa kecil
dihadapanya dan merasa ragu kalo aku ini memang tak pantas buat dia.
Sudah kuputuskan untuk melupakannya dan mencoba
menjalani hidup dengan tak pernah terjadia apa-apa dalam hidupku. Semua begitu
tak jelas bagiku. Luka yang lalu sudah kubuang jauh-jauh dan kini mulai ku isi
dengan hal-hal yang bisa untuk melupakannya. Ternyata aku salah semakin ku lupa
semakin ingat. Sampai saatnya ku dengar bunyi hp ada 1 message. Ku buka
ternyata darinya.
“assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam, kamu kemana aja?”
“maafin aku ya”
“aku selalu memaafkan, ada masalahkah sampai
kamu menghilang gini”
“ada banyak yang harus kubicarakan denganmu”
“aku juga”
“aku dirumah tidak?aku mau kesana?”
“aku dirumah”
Malam itu dia datang menemui ku. Aku bingung
juga takut apa yang ingin dia katakana padaku. Akankah dia memutuskan pergi
ataukah dia menjelaskan apa yang akan kutanyakan. Entahlah. Rasa aneh ini
semakin besar ketika pintu diketuk dan ucapan salam terdengar, ternyata dia
yang datang. Kali ini mukanya berbeda dia terlihat resah dan cemas sekali.
Dan kesempatan ini juga ku gunakan
sebaik-baiknya untuk menanyai tentnag apa yang aku alami selama tidak ada dia.
Juga termasuk ungkapan dari mantan tunangannya tentangnya. Dan yang paling
adalah kenapa sepekan ini dia tiba-tiba menghilang dan menutup diri.
“ada
yang pingin aku omongin, soal kenapa kamu menghilang dan soal mantan
tunanganmu?”
“tunangan?”
(kagetnya)
“kamu
tau lexa?”
“ha ha
ha” (dia tertawa terbahak-bahak)
Anehnya dia malah tertawa bikin aku jadi tampak
idiot di matanya. Aku semakin ngak ngrti bukan nya seharusnya dia menjelaskan
sejelas-jelasnya toh itu yang ku harapkan darinya. Ini tidak dia malah ketawa
sambil melihat muka ku yang sudah kusut cemberut.
“kok kamu tau dia?” (Tanya nya sambil
menghentikan tawan)
“dari fb”
“ow, dia
itu yang sudah pernah kuceritakan dulu, gak mungkin ada yang tidak ku ceritakan
padamu. Bagiku sekali untuk selamanya. Bukan kah cinta yang tidak dimulayakan
akan pergi untuk memulyakan cinta yang lain”
“maksudnya?”
(tanyaku heran)
“begitupun
yang kualami dulu, selama kamu memahami kamu akan mengerti dengan
sendirinya.ada yang lebih penting yang akan ku bicarakan”
“soal
apa?”
“soal
aku mau pergi ke Kalimantan untuk bekerja”
“bukan
nya kamu sudah bekerja masih ngajar kan”
“iya
masih tapi setelah ini mungkin tidak mungkin juga masih”
“kok
mungkin, itu artinya kita gak bakal ketemu lagi, atau jangan-jangan itu Cuma
alas an buat kamu nemui mantan kamu itu ya”
“aduh
ternyata masih difikirkan juga”
“iyalah”
“ngak
soal itu, pergiku hanya sementara semoga bisa kembali”
Sejak itu dia benar-benar memblatkan bniatnya
untuk ke kalimantan dia pamit ke orang tua ku dan juga aku. Entah apa yang
mejadi beban besar dalam hidupnya sampai saat ini kau masih tak mengerti
tentangnya walau menurutnya kau yang paling dekat dan paling mengerti.
Hati siapa yang tidak menangis jika di tinggal
tanpa kepastian dan tanda tanya yang besar.
selamat tinggal cinta, aku tak akan kembali padamu lagi, bila nanti kita
berjodoh biar tangan Tuhanlah yang menyatukan kita kembali. Semoga disaat kau
kembali nanti, kau akan benar-benar telah berubah untuk memberikan jawaban atas
semua ini . Tak kan lagi menyakitiku, biarlah akau disini mengobati hatiku, dan
membiarkan sebuah rasa yang tertinggal, bahwa sampai saat ini aku masih
menunggu.
THE END
Komentar:
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,